﷯ ﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯Clouded Thoughs﷯ ﷯﷯﷯﷯﷯ ﷯﷯ ﷯﷯﷯Rating: 0.0 (0 Ratings)﷯﷯1 Grab Today. 619 Total Grabs. ﷯﷯﷯﷯﷯
﷯Preview﷯﷯ | ﷯﷯Get the Code﷯﷯ ﷯﷯ ﷯﷯﷯﷯﷯Swimmer's Lament﷯ ﷯﷯﷯﷯﷯ ﷯﷯ ﷯﷯﷯Rating: 5.0 (1 Rating)﷯﷯0 Grabs Today. 62 Total Grabs. ﷯﷯﷯﷯﷯﷯Preview﷯﷯ | ﷯﷯Get the Code﷯﷯ ﷯﷯ ﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯﷯ ﷯﷯﷯﷯Ea BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS ?

Sunday, November 1, 2009

ASAL BATIK


Asal Batik
Batik Kata Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.

Pewarna Alam Yang Digunakan

Pewarna Alam
Berbicara tentang batik tidak pernah akan terlepas dari motif dan warna yang menjadi daya tarik utama dari batik itu sendiri. Ada beberapa jenis zat warna yang digunakan dalam proses pembuatan batik, antara lain naptol, zat warna asam, direk dan banyak lagi jenis-jenis zat warna lainnya. Kini pewarna alam kembali diminati dan berkembang dikalangan pembuat batik walaupun lebih rumit pembuatannya. Alasan utamanya adalah pewarna alam lebih ramah lingkungan dan otomatis hasil warnanya lebih natural..lebih sejuk dipandang mata.

Bahan utama yang digunakan untuk membuat pewarna alam ini dapat ditemukan di sekitar kita, bunga, kulit buah bahkan kulit kayu juga dapat dimanfaatkan. Cara pembuatannya pun cukup sederhana, kita hanya perlu mencuci material yang akan dipergunakan, lalu dipotong kecil-kecil dan direbus minimal 12 jam. Semakin lama kita merebusnya semakin bagus hasil pewarnaannya.

Untuk mendapatkan warna ungu kita dapat memakai kulit buah manggis, warna coklat, abu-abu, dan hitam dapat digunakan kulit rambutan, untuk warna kuning dan oranye kita dapat mencoba menggunakan kunyit. Dan pastinya masih banyak bahan-bahan lain yang dapat dipergunakan untuk dijadikan zat warna alam…mengapa tidak kita coba berkreasi dengan bahan-bahan disekitar kita..terutama bahan yang sudah tidak dapat kita pergunakan,lagi pula dapat kita gunakan menjadi alternatif daur ulang yang cukup menarik.

Cara Merawat batik dengan pewarna alam

Cara Merawat Batik dengan Pewarna Alam
Batik yang dicelup menggunakan pewarna alami memang lebih cepat pudar dibanding dengan menggunakan pewarna kimiawi, karena batik dengan pewarna alami tidak mengalami proses fiksasi (penguncian warna) yang maksimal. Kain batik dengan pewarnaan alami membutuhkan penanganan khusus dibanding kain batik biasa. Untuk merawat kain batik dengan pewarna alami, caranya antara lain:

Mencuci kain batik dengan menggunakan sampo rambut. Sebelumnya, larutkan dulu sampo hingga tak ada lagi bagian yang mengental. Setelah itu baru kain batik dicelupkan.Anda juga bisa menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang dijual di pasaran. Harap diperhatikan,anda juga tidak perlu merendamnya terlalu lama.
Kain batik jangan dicuci dengan menggunakan mesin cuci. Cara mencuci kain batik seperti ini akan membuat warna alami kain batik tak bertahan lama.

Sebaiknya Anda juga tidak menjemur kain batik berpewarna alami di bawah sinar matahari langsung.dan lebih bagus jika anda menjemurnya dalam keadaan terbalik
Bila Anda ingin memberi pewangi dan pelembut kain pada batik tulis, jangan disemprotkan langsung pada kainnya. Sebelumnya, tutupi dulu kain dengan kain pelapis lainnya lebih baik yang berwarna muda/polos, baru semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain. Masih dengan kain pelapis, Anda bisa menyetrika kain batik berpewarna alami tersebut.Jangan menyetrika langsung pada kainnya karena ini bisa memengaruhi warna motifnya.Anda sebaiknya juga tidak menyemprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain atau pakaian berbahan batik berpewarna alami.

JENIS-JENIS CANTING


LILIN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCANTING
Canting untuk membatik adalah alat kecil yang terdiri dari gagang/tangkai terbuat dari bambu, nyamplungan /badan canting (tempat cairan lilin) dan carat/cucuk (tempat keluarnya lilin waktu membatik) yang terbuat dari tembaga. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola Batik dengan cairan lilin (malam). Menurut fungsinya ada canting reng-rengan (untuk membatik reng-rengan batikan pertama sesuai pola atau tanpa pola) dan canting isen ( untuk membatik isi bidang). Menurut besar kecil cucuk ada cucuk kecil, sedang dan besar. Menurut banyaknya cucuk ada canting cecekan /cucuk satu, canting loron/cucuk dua, canting telon/cucuk tiga, canting prapatan/cucuk empat, canting liman/cucuk lima, canting byok/cucuk tujuh atau lebih dan canting renteng/galaran (bercucuk genap tersusun dari atas ke bawah).
Seiring perkembangan jaman kini tengah dikembangkan inovasi baru berupa canting elektronik. Canting elektronik ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni bak penampung lilin batik atau malam, tangkai pemegang, dan alat kontrol suhu yang berfungsi mengontrol suhu canting. Salah satu kelebihan lain, paruh canting bisa dicopot dan diganti sesuai ukuran yang diinginkan. Seluruh jenis paruh canting, yakni ceceg, klowong, tembogan, dobel ceceg, dan dobel klowong bisa dipasang di tubuh canting. Padahal pada canting tradisional, lima jenis ini terpisah-pisah.

PERBEZAAN BATIK TULIS & BATIK CAP

Perbezaan Batik Tulis dan Batik Cap
Perkembangan batik pada masa sekarang cukup menggembirakan, hal ini berdampak positif bagi produsen batik-batik di berbagai daerah. Permintaan batik tulis maupun batik cap sangat tinggi sekali, walaupun kebutuhan pasar batik tersebut sebagian sudah dipenuhi dengan tekstil bermotif batik yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tekstil yang bermodal besar. Beberapa pengrajin batik menghendaki untuk pembayaran di muka agar produksinya bisa lancar dan pembeli akan segera menerima pesanan yang diminta, hal ini mengingatkan pada masa tahun 70-an dimana pada waktu itu batik juga mengalami permintaan yang cukup lumayan jumlahnya.

Perbedaan batik tulis dan batik cap biasa dilihat dari beberapa hal sbb:
batik tulis

1. Dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang
dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa
saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada
permukaan kain.
2. Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas,
sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif
bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap.
3. Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus
bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus.
4. Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan
motif (batik tulis putihan/tembokan).
5. Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya
tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan batik cap yang
kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya.
6. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3
kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan batik
tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya.
7. Alat kerja berupa canting harganya relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,-
hingga Rp. 20.000,-/pcs.
8. Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas
biasanya lebih bagus, mewah dan unik.

Batik Cap
1. Dikerjakan dengan menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk
sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki). Untuk pembuatan satu gagang
cap batik dengan dimensi panjang dan lebar : 20 cm X 20 cm dibutuhkan waktu
rata-rata 2 minggu.
2. Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga
gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif
relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis.
3. Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain.
4. Warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan
motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian
dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses
batik tulis. Korelasinya yaitu dengan mengejar harga jual yang lebih murah dan
waktu produksi yang lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk sehelai kain batik
cap berkisar 1 hingga 3 minggu.
5. Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap.
Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap
batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,-
hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif
lebih mahal.
6. Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun
hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak. Pengulangan cap batik tembaga
untuk pemakainnya hampir tidak terbatas.
7. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis,
dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya
tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif.

Disamping adanya perbedaan dari sisi visual antara batik tulis dan batik cap, namun dari sisi produksi ada beberapa kesamaan yang harus dilalui dalam pengerjaan keduanya. Diantaranya adalah sbb:

* Keduanya sama-sama bisa dikatakan kain batik, dikarenakan dikerjakan dengan
menggunakan bahan lilin sebagai media perintang warna.
* Dikerjakan hampir oleh tangan manusia untuk membuat gambar dan proses
pengerjaan buka tutup warnanya.
* Bahan yang digunakannya juga sama berupa bahan dasar kain yang berwarna putih,
dan tidak harus dibedakan jenis bahan dasar benangnya (katun atau sutra) atau
bentuk tenunannya.
* Penggunaan bahan-bahan pewarna serta memproses warnanya sama, tidak ada
perbedaan anatara batik tulis dan batik cap.
* Cara menentukan lay-out atau patron dan juga bentuk-bentuk motif boleh sama
diantara keduanya. Sehingga ketika keduanya dijahit untuk dibuat busana tidak
ada perbedaan bagi perancang busana atau penjahitnya. Yang membedakan hanya
kualitas gambarnya saja.
* Cara merawat kain batik (menyimpan, menyuci dan menggunakannya) sama sekali
tidak ada perbedaan.
* Untuk membuat keduanya diperlukan gambar awal atau sket dasar untuk memudahkan
dan mengetahui bentuk motif yang akan terjadi.

BATIK BLOK


BATIK BLOK

Batik ialah salah satu bidang kraftangan tradisional yang terkenal di Malaysia. Ia dihasilkan melalui proses penerapan lilin dan pencelupan warna. Sejarah perkembangan batik di Malaysia dipercayai bermula pada abad ke 15 Masehi. Perkembangan awal memperlihatkan kesan dan pengaruh batik daripada jawa. Mulai tahun 1930-an hingga selepas Perang Dunia Kedua, perusahaan batik di Malaysia telah berkembang dengan pesat. Para pengusaha batik di negeri-negeri Kelantan dan Terengganu merupakan perintis kepada perkembangan batik di negara ini. Hasil-hasil batik tempatan tinggi mutu ciptaan dan rekacoraknya. Ini melambangkan satu kemahiran kerjatangan yang kreatif di kalangan pembuat-pembuat batik tanah air. Daya tarikan batik bukan sahaja terkenal di kalangan penduduk tempatan malah ia turut mendapat sambutan dari pelancong-pelancong asing yang datang dari luar negeri.

Di Malaysia, batik dihasilkan melalui beberapa teknik, proses dan gaya tertentu, Salah satu teknik ialah Batik Blok. Di Pantai Timur ia lebih dikenali sebagai Batik Cap atau Batik terap. Proses awal dalam perkembangan membuat Batik Blok adalah menggunakan ukiran sarang blok kayu untuk mengecap sejenis bahan pewama hitam semulajadi. Teknik awal ini dipanggil ‘Terap Hitam’. Pada tahun 1920-an, penggunaan lilin di dalam proses penerapan mula diperkenalkan oleh pembuat batik di Pantai Timur.Sejajar dengan itu, blok-blok yang diperbuat daripada kepingan keluli mula mengambil alih tugas blok kayu sebelumnya. Corak-corak blok keluli ini lebih kemas dan halus buatannya. Blok-blok khas disediakan untuk menerap lilin pada bahagian Kepala Kain, Kapit Kain dan Badan Kain.

Kegunaan Kain Batik Blok
Kain Batik Blok merupakan kegemaran penduduk tempatan. Ianya dijadikan sebagai kain batik sarung dan batik ela. Selain dijadikan pakaian, kain batik ela boleh diubahsuai untuk menghasilkan kain cadar, langsir, alas tilam, sarung kusyen, sarung bantal, beg tangan dan berbagai-bagai jenis barang kegunaan seharian yang indah dan cantik.

Motif dan Rekacorak Hiasan
Motif-motif yang sering digunakan pada kain batik blok adalah berupa corak tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga tempatan seperti Bunga Mawar, Bunga Orkid, Bunga Cengkih, Bunga Cina, akar-akar menjalar, paku-pakis dan corak-corak geometrik terutamanya motif Pucuk Rebung. Motif-motif ini pula diterapkan dalam berbagai susunan dan tataletak, seperti melintang, tegak, serong, tompok-tompok dan susunan batu-bata.










Batik Skrin


BATIK SKRIN
Batik merupakan salah satu bidang Kraftangan Tradisional yang unggul di Malaysia. Corak dan kombinasi warnanya yang segar dan sentiasa mengikuti arus perkembangan semasa tanpa mengabaikan ciri-ciri tradisi, telah beriaya memikat hati para pengguna dari dalam dan luar negeri. Negeri-negeri di Pantai Timur Semenanjung, khususnya negeri Kelantan dan Terengganu merupakan perintis kepada sejarah perkembangan batik di Malaysia. Hasil-hasil batik di Malaysia tinggi mutu ciptaan dan rekacoraknya. Ini melambangkan satu kemahiran seni kerjatangan yang kreatif di kalangan tukang-tukang batik tempatan. Terdapat beberapa cara dan teknik menghasilkan batik. Pada asalnya, batik dihasilkan melalui proses penerapan bahan lilin dan pencelupan warna. Dua teknik utama yang menggunakan lilin dan pewarna ialah Batik Conteng dan Batik Blok.Terdapat satu lagi teknik yang agak unik iaitu Batik Cetak Sutera Saring atau dikenali sebagai Batik Skrin. Batik Skrin dipercayai telah dipelopori oleh sekumpulan pembuat batik di negeri Kelantan, di mana teknik penggunaannya dikatakan telah dibawa masuk daripada negeri Siam pada awal tahun 1900.

Kegunaan Kain Batik Skrin
Kain batik jenis cetak skrin ini amat popular di kalangan kaum wanita tempatan. Kain batik sarung merupakan yang paling banyak dan sesuai dihasilkan melalui teknik cetakan skrin ini. Selain dijadikan pakaian, kain Batik Skrin sesuai dibuat topi, beg, alat aksesori wanita dan sebagainya.

Motif dan Rekacorak Hiasan
Tumbuh—tumbuhan, binatang dan unggas, terutamanya bunga, kupu—kupu dan burung merupakan motif—motif yang sering menjadi pilihan pencipta-pencipta batik untuk dijadikan corak dan ragamhias pada kain Batik skrin.